Melawan Praktik Calo dan Ordal di Industri Bekasi: Menuju Transparansi dan Kesempatan yang Adil
Ketidakseimbangan Lulusan dan Lowongan Pekerjaan
Bupati Dani Ramdan juga menyoroti ketidakseimbangan antara jumlah lulusan SMA, SMK, dan MAN yang mencapai lebih dari 250.000 setiap tahunnya, dengan jumlah lowongan kerja di sektor formal yang hanya sekitar 40.000.
“Setiap tahun SMA, SMK, dan MAN itu menghasilkan lebih dari 250.000 lulusan, sedangkan jumlah lowongan kerja di sektor formal sekitar 40.000 saja,” ujarnya.
Vidi Christianto, yang berpengalaman di bidang HR, mengusulkan agar ada kerja sama lebih erat antara sekolah dan industri, terutama dalam hal magang.
Hal ini bertujuan untuk memberi siswa pengalaman langsung di dunia kerja sebelum mereka lulus, serta mengurangi praktek "titipan" dalam rekrutmen.
Masalah Praktik Calo dan Ordal
Seorang anggota Komunitas Sosmed Indonesia (Kosmi) menyampaikan kekhawatirannya terkait maraknya praktik calo dan ordal yang menghambat proses rekrutmen yang adil.
Vidi Christianto merespons dengan menekankan pentingnya program magang yang bekerja sama dengan sekolah-sekolah untuk mencegah penyalahgunaan wewenang dalam perekrutan.
"Seharusnya ada kerja sama antara industri dan pihak sekolah untuk program magang. Dengan demikian, sebelum siswa lulus, mereka sudah mengenal dunia industri. Bahkan, ada beberapa siswa yang sudah di-booking oleh perusahaan sebelum lulus. Hal ini untuk menghindari kasus yang sering dihadapi HR, yaitu setiap kali membuka lowongan untuk 5 orang, yang mendaftar 100 orang, itu pun 'titipan'.", Jelas Vidi
Harapan untuk Proses Rekrutmen yang Transparan
Dengan diselenggarakannya acara Ngobak ini, diharapkan dapat terjalin pemahaman dan komitmen antara masyarakat dan pemerintah untuk menciptakan proses rekrutmen yang lebih jujur dan transparan di Kabupaten Bekasi.
Hal ini penting demi menciptakan lingkungan kerja yang adil dan inklusif, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan industri tersebut.
Penulis: Yora Wirangi Wening Ajeng
Editor: Media Bekasi